Kamus Istilah dalam Dunia Interior
Kamus Istilah dalam Dunia Tata Ruang dan Interior
A - B
1.
Aksen Wall (Accent Wall)
Dinding yang sengaja dibuat berbeda dari dinding lainnya untuk menciptakan fokus visual. Biasanya menggunakan warna mencolok, wallpaper bermotif, atau material berbeda.Contoh penerapan: Di ruang tamu minimalis berwarna putih, Anda bisa membuat accent wall dengan cat warna navy atau memasang wallpaper bermotif geometris di belakang sofa.
2.
Ambience
Suasana atau mood (secara luas) yang tercipta dari kombinasi pencahayaan, warna, dan elemen dekoratif dalam suatu ruangan.
Contoh penerapan: Restoran romantis menciptakan ambience hangat dengan lampu redup, lilin, dan musik lembut.
3.
Ambient Lighting
Pencahayaan umum (secara spesifik) yang merata untuk menciptakan mood dan visibilitas dasar ruangan.
Contoh penerapan: Chandelier dengan dimmer di ruang makan atau cove lighting di ruang keluarga.
4.
Antropometri
Ilmu yang mempelajari ukuran tubuh manusia untuk merancang furniture dan ruang yang ergonomis.
Contoh penerapan: Tinggi meja kerja ideal 72-76 cm, disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Indonesia.
5.
Analogous
Skema warna yang menggunakan warna-warna bersebelahan dalam color wheel.
Contoh penerapan: Ruang dengan kombinasi biru, biru-hijau, dan hijau untuk harmoni yang tenang.
6.
Artwork
Karya seni, ciptaan artistik atau benda yang memiliki nilai estetika dan umumnya berfungsi memberi efek keindahan pada ruang atau bangunan.
Contoh penerapan: Benda bisa berupa patung, ukiran, lukisan, hiasan, pot,pajangan, dekorasi, pernak-pernik dan lain sebagainya..
7.
Asimetris
Komposisi desain yang tidak seimbang secara visual namun tetap harmonis. Kebalikan dari simetris.
Contoh penerapan: Menata hiasan dinding dengan foto berukuran berbeda atau meletakkan vas bunga besar di satu sisi meja.
8.
Backsplash
Panel pelindung dinding di belakang area kerja dapur atau wastafel, biasanya dari keramik atau kaca.
Contoh penerapan: Memasang keramik subway tile putih atau mozaik colorful di area kompor untuk melindungi dinding dari percikan minyak.
9.
Balok Ekspos (Exposed Beam)
Balok struktural yang sengaja dibiarkan terlihat sebagai elemen dekoratif.
Contoh penerapan: Rumah bergaya industrial atau rustic yang memperlihatkan balok kayu atau beton di plafon.
10.
Bentuk Dasar (Basic Shape)
Elemen geometris sederhana seperti lingkaran, persegi, dan segitiga yang menjadi dasar komposisi desain.
Contoh penerapan: Menggunakan meja bundar, bantal persegi, dan lampu gantung segitiga untuk menciptakan harmoni geometris.
11.
Bidet
Fixture bathroom untuk kebersihan personal, kini tersedia dalam bentuk toilet seat dengan teknologi modern.
Contoh penerapan: Smart toilet dengan bidet function di master bathroom untuk kenyamanan dan hygiene optimal.
12.
Biophilic Design
Konsep desain yang mengintegrasikan elemen alam ke dalam ruang interior untuk meningkatkan kesejahteraan.
Contoh penerapan: Menambahkan tanaman hias, air mancur mini, atau dinding vertikal garden di dalam ruangan.
13.
Built-in Furniture
Furniture atau elemen yang dibuat menyatu dengan struktur bangunan.
Contoh penerapan: Built-in bookshelf yang menyatu dengan dinding atau built-in bench di bay window.
C – D
14.
Cantilever
Struktur yang menonjol tanpa penyangga di bawahnya, hanya ditopang di satu ujung.
Contoh penerapan: Meja kantor wall-mounted atau tangga cantilever yang terlihat melayang.
15.
Ceiling Treatment
Perlakuan khusus pada plafon untuk tujuan estetika atau fungsional, seperti drop ceiling atau coffered ceiling.
Contoh penerapan: Membuat drop ceiling dengan lampu tersembunyi untuk pencahayaan tidak langsung di ruang keluarga.
16.
Contrast
Perbedaan mencolok antara dua elemen untuk menciptakan drama visual, bisa berupa warna, tekstur, atau bentuk.
Contoh penerapan: Memadukan sofa hitam dengan bantal putih, atau meja kayu dengan kursi metal.
17.
Corner Treatment
Cara menangani sudut ruangan agar tidak terlihat kosong atau canggung.
Contoh penerapan: Menempatkan tanaman hias besar, reading corner dengan kursi nyaman, atau rak sudut di pojok ruangan.
18.
Crown Molding
Profil dekoratif yang dipasang di pertemuan dinding dan ceiling untuk detail arsitektural.
Contoh penerapan: Crown molding klasik di formal dining room atau simple modern molding di living room untuk clean line.
19.
Curtain Wall
Dinding tirai atau partisi fleksibel yang bisa dibuka-tutup untuk membagi ruang.
Contoh penerapan: Menggunakan tirai atau panel geser untuk memisahkan ruang tidur dari ruang kerja di apartemen studio.
20.
Custom Made
Dibuat sesuai pesanan atau ukuran khusus. Furniture yang dibuat mengikuti ukuran, bentuk ruang dan kemauan serta kriteria penggunanya.
Contoh penerapan: Lemari bawah tangga yang dirancang sesuai kontur bangunan, kitchen set dibuat mengikuti dimensi dan bentuk ruang.
21.
Daybed
Tempat tidur yang bisa berfungsi ganda sebagai sofa pada siang hari.
Contoh penerapan: Menempatkan daybed di teras atau ruang santai untuk bersantai sambil membaca.
22.
Decorative Wall
Merupakan dinding yang dihias dengan komponen tertentu seperti wall panel, wallpaper, wall sticker, mural, artwork, architrave dan lainnya sehingga tampil menarik, estetik.
Contoh penerapan: Dinding ruang tidur, bagian atas head bed ditempatkan hiasan.
23.
Difusi Cahaya (Light Diffusion)
Teknik menyebarkan cahaya secara merata untuk mengurangi bayangan keras.
Contoh penerapan: Menggunakan lampshade kain atau panel akrilik untuk menyebarkan cahaya lampu LED.
24.
Distressed
Teknik finishing yang sengaja membuat furniture terlihat usang atau worn-out untuk efek vintage.
Contoh penerapan: Lemari kayu dengan cat yang sengaja dikupas-kupas untuk gaya shabby chic.
25.
Dry Kitchen
Biasa juga disebut dapur kering atau dapur bersih adalah tempat untuk membuat makanan yang ringkas, mudah dibuat dan siap saji. Umumnya disertai dengan area pantry.
Contoh penerapan: Memasak air, menghangatkan kembali sayuran atau makanan sebelumnya, memasak makanan siap saji, seperti mie instan.
26.
Drop Ceiling
Plafon yang dibuat menggantung dengan level ketinggian yang lebih rendah dibanding plafon lain disekitarnya. Dilengkapi dengan lampu penerangan dan hiasan lain.
Contoh penerapan: Ruang tamu dengan plafon dibuat menonjol/menggantung dibagian tengah, disertai dengan lampu downlight.
E – F
27.
Eclectic
Gaya desain yang mencampur berbagai periode, style, dan elemen dari berbagai budaya.
Contoh penerapan: Ruang dengan furniture vintage, artwork contemporary, dan textile ethnic dalam satu setting.
28.
Ergonomi
Prinsip desain yang mempertimbangkan kenyamanan dan efisiensi penggunaan berdasarkan kemampuan tubuh manusia.
Contoh penerapan: Kursi kantor dengan sandaran punggung yang bisa diatur dan meja kerja dengan tinggi yang sesuai postur tubuh.
29.
Estetika
Kepekaan terhadap seni dan keindahan. Menyangkut aspek visual dan rasa nyaman dari ruang, mencakup warna, bentuk, pencahayaan, dan tekstur.
Contoh penerapan: Penggunaan palet warna monokrom dengan kombinasi aksen alami (kayu, tanaman).
30.
False Ceiling
Plafon tambahan yang dipasang di bawah plafon asli untuk menyembunyikan instalasi atau menciptakan efek visual.
Contoh penerapan: Drop ceiling dengan hidden lighting atau acoustic ceiling untuk home theater.
31.
Fasad
Tampak muka atau wajah bangunan yang menghadap ke jalan atau area publik.
Contoh penerapan: Rumah dengan fasad modern minimalis menggunakan material beton ekspos dan kaca besar.
32.
Feng Shui
Filosofi Tiongkok tentang penataan ruang untuk mengoptimalkan aliran energi positif (chi).
Contoh penerapan: Menempatkan cermin di posisi yang tepat, menghindari tempat tidur menghadap pintu langsung, atau menambahkan tanaman di sudut tertentu.
33.
Finishing
Tahapan akhir dalam proses pembuatan. Merujuk pada lapisan atau hasil akhir dari permukaan material (misal: cat matte, laminasi kayu, lapisan glossy).
Contoh penerapan: Finishing doff untuk lemari dapur agar tidak terlalu mencolok di ruang kecil.
34.
Fitur Wall (Feature Wall)
Dinding yang dijadikan focal point dengan treatment khusus, mirip dengan accent wall.
Contoh penerapan: Dinding batu alam di ruang makan atau wallpaper bermotif besar di kamar tidur utama.
35.
Fleksibilitas Ruang
Kemampuan ruang untuk beradaptasi dengan berbagai fungsi dan kebutuhan.
Contoh penerapan: Ruang keluarga yang bisa diubah menjadi ruang kerja dengan furniture multifungsi atau partisi mobile.
36.
Focal Point
Titik perhatian utama dalam suatu ruangan yang menarik mata pertama kali.
Contoh penerapan: Lukisan besar di atas sofa, perapian di ruang keluarga, atau chandelier mewah di ruang makan.
37.
Foyer
Sebuah ruang yang biasanya menjadi penghubung antara pintu masuk ke berbagai ruangan lainnya. Merupakan area penerima atau yang berfungsi sebagai ruang transisi yang mampu menyambut dan mengantarkan tamu sebelum memasuki ruang tamu.
Contoh penerapan: Area pintu masuk rumah, sebelum masuk ke ruang tamu atau ruang lainnya, dipajang beberapa benda, pernak-pernik hiasan dan lain sebagainya yang bernilai estetis.
G - H
38.
Gallery Wall
Susunan multiple artwork atau foto dalam satu dinding untuk menciptakan galeri mini.
Contoh penerapan: Menggantung berbagai ukuran frame dengan foto keluarga atau karya seni di dinding tangga.
39.
Grain
Pola alami serat kayu yang menjadi karakteristik estetika material kayu.
Contoh penerapan: Memilih kayu oak dengan grain yang jelas untuk dining table rustic atau walnut dengan grain halus untuk furniture modern.
40.
Grounding
Teknik menambahkan elemen berat secara visual di bagian bawah ruangan untuk stabilitas komposisi.
Contoh penerapan: Menggunakan karpet gelap atau furniture rendah berwarna gelap untuk "menahan" ruangan.
41.
Hardware
Komponen logam pada furniture seperti handle, engsel, atau knob.
Contoh penerapan: Mengganti handle lemari dengan model brass untuk memberikan aksen elegant pada kitchen set putih.
42.
Hospitality Design
Desain interior yang ditujukan untuk industri perhotelan dan restoran.
Contoh penerapan: Lobby hotel dengan furniture yang durable namun elegant, atau restoran dengan layout yang memaksimalkan kapasitas.
43.
Hirarki Visual
Urutan pentingnya elemen desain yang memandu mata untuk melihat ruangan secara terstruktur.
Contoh penerapan: Membuat sofa sebagai elemen utama, coffee table sebagai sekunder, dan aksesoris sebagai tersier.
I – J
44.
Industrial
Gaya desain yang mengekspos elemen-elemen industri seperti pipa, beton, dan logam.
Contoh penerapan: Loft dengan exposed brick wall, concrete floor, dan pendant light dari metal.
45.
Insulasi
Material atau teknik untuk mengurangi perpindahan panas, suara, atau kelembaban.
Contoh penerapan: Memasang rockwool di dinding kamar tidur untuk mengurangi noise dari luar.
46.
Island Kitchen
Meja dapur terpisah ( bisa terhubung ) yang berada di tengah area dapur, biasanya multifungsi.
Contoh penerapan: Kitchen island dengan kompor, storage, dan breakfast bar untuk keluarga kecil.
47.
Jalur Sirkulasi
Lintasan pergerakan orang dalam ruangan yang harus dijaga agar tetap lancar.
Contoh penerapan: Menjaga jarak minimal 90 cm antar furniture untuk memudahkan orang berlalu lalang.
48.
Japandi
Gaya hybrid antara Japanese minimalism dan Scandinavian hygge. Cirinya sederhana, fungsional, material alami, warna bumi (earth tone), minim dekorasi.
Contoh penerapan: Ruang dengan furniture kayu natural, palet warna netral, dan tekstil linen dalam setting yang sangat minimal.
49.
Jendela Bay (Bay Window)
Jendela yang menonjol keluar dari dinding bangunan, menciptakan space tambahan di dalam.
Contoh penerapan: Membuat reading nook dengan bantal-bantal empuk di area bay window.
Source : luxesource
K – L
50.
Kilim
Jenis karpet tenun datar tanpa bulu dari Timur Tengah.
Contoh penerapan: Kilim vintage sebagai area rug di ruang tamu bohemian atau sebagai wall hanging.
51.
Komplementer
Warna yang berseberangan dalam color wheel, seperti merah-hijau atau biru-orange.
Contoh penerapan: Menggunakan accent pillow orange pada sofa biru navy untuk kontras yang menarik.
52.
Konsep Terbuka (Open Concept)
Desain yang menggabungkan beberapa area fungsional tanpa sekat permanen.
Contoh penerapan: Ruang tamu, makan, dan dapur yang menyatu dalam satu area besar tanpa dinding pembatas.
53.
Laminate
Material yang terdiri dari beberapa lapisan yang direkatkan, sering digunakan untuk flooring atau countertop.
Contoh penerapan: Laminate flooring yang meniru tekstur kayu untuk area high-traffic dengan budget terbatas.
54.
Layering
Teknik menumpuk berbagai elemen dengan tekstur dan warna berbeda untuk menciptakan depth.
Contoh penerapan: Mengombinasikan throw pillow berbeda tekstur, blanket, dan rug untuk menciptakan ruang yang cozy.
55.
Layout
Penataan dan penempatan furniture serta elemen lainnya dalam ruangan.
Contoh penerapan: Layout ruang tamu bentuk L dengan sofa menghadap TV dan kursi accent di sudut untuk conversation area.
56.
Loose Furniture
Furnitur yang tidak menyatu dengan struktur bangunan dan bisa dipindahkan.
Contoh penerapan: Kursi santai, meja kopi, rak kecil.
M - N
57.
Mezzanine
Lantai tambahan di antara dua lantai utama, biasanya setengah tingkat.
Contoh penerapan: Area mezzanine untuk home office di atas ruang keluarga pada rumah dengan plafon tinggi.
58.
Modular
Sistem furniture atau elemen yang dapat dibongkar-pasang dan dikombinasikan sesuai kebutuhan.
Contoh penerapan: Sofa modular yang bisa disusun menjadi L-shape atau dipisah menjadi kursi individual.
59.
Monokromatik
Skema warna yang menggunakan satu warna dasar dengan variasi tingkat kecerahan atau saturasi.
Contoh penerapan: Kamar tidur dengan nuansa abu-abu dari light grey hingga charcoal grey.
60.
Mood Board
Kumpulan gambar, warna, material, dan tekstur yang mewakili konsep desain interior.
Contoh penerapan: Mood board berisi kain beludru, warna navy, dan kuningan untuk interior bergaya klasik modern.
61.
Mood and Tone
Suasana emosional dan karakter visual ruang yang ingin dicapai. Ditentukan oleh pemilihan warna, material, pencahayaan, dan proporsi.
Contoh penerapan: Mood hangat dan tenang dengan tone warna earth tone (coklat tanah, krem, hijau zaitun).
62.
Mood Lighting
Pencahayaan yang digunakan untuk membangun suasana tertentu, biasanya tidak terlalu terang. Membantu menciptakan kesan romantis, santai, atau dramatis.
Contoh penerapan: Lampu dinding redup di kamar tidur.
63.
Multifungsi
Memiliki lebih dari satu fungsi. Sangat penting dalam ruang kecil, di mana satu benda bisa melayani berbagai aktivitas.
Contoh penerapan: Sofa bed sebagai tempat duduk dan tempat tidur.
64.
Murphy Bed
Tempat tidur yang bisa dilipat ke dinding untuk menghemat ruang.
Contoh penerapan: Studio apartment dengan murphy bed yang bisa diubah menjadi home office di siang hari.
65.
Nesting Tables
Set meja yang bisa disusun bertumpuk atau dipisah sesuai kebutuhan.
Contoh penerapan: Nesting tables di ruang tamu yang bisa dikeluarkan saat ada tamu atau disimpan untuk menghemat ruang.
66.
Niche
Ceruk atau relung dinding yang bisa dimanfaatkan untuk display atau storage.
Contoh penerapan: Membuat niche di dinding kamar mandi untuk menyimpan toiletries atau di ruang tamu untuk pajangan.
O - P
67.
Open Shelving
Sistem rak terbuka tanpa pintu yang memamerkan isi secara visual.
Contoh penerapan: Rak dapur terbuka untuk memajang piring cantik atau rak buku di ruang kerja.
68.
Open Plan ( Open Concept )
Tata ruang terbuka tanpa sekat dinding antar fungsi ruang.
Contoh penerapan: Menyatukan ruang keluarga, ruang makan, dan dapur tanpa partisi.
69.
Ottoman
Furniture tanpa sandaran yang bisa berfungsi sebagai footstool, extra seating, atau storage.
Contoh penerapan: Storage ottoman di foot of bed untuk menyimpan selimut atau sebagai coffee table alternatif.
70.
Oversized
Elemen yang sengaja dibuat berukuran lebih besar dari proporsi normal untuk menciptakan statement.
Contoh penerapan: Lukisan raksasa di dinding kosong atau pendant light besar di ruang makan kecil.
71.
Pantry
Ruang penyimpanan makanan dan peralatan dapur, bisa berupa walk-in atau cabinet.
Contoh penerapan: Walk-in pantry dengan rak-rak untuk menyimpan bahan makanan kering dan peralatan jarang dipakai.
72.
Partisi
Sekat pemisah yang berfungsi membatasi ruang yang satu dengan ruang lainnya, memberi tambahan ruang, membedakan fungsi ruang dan atau untuk tujuan privasi. Biasanya berupa dinding semi-permanen, yang terbuat dari kayu, gypsum, kaca dan bahan lainnya.
Contoh penerapan: Antara ruang tamu dan ruang keluarga diberi partisi yang terbuat dari gypsum.
73.
Patina
Lapisan alami yang terbentuk pada material tertentu karena usia, memberikan karakter vintage.
Contoh penerapan: Furniture logam dengan patina hijau atau kayu yang weathered untuk gaya rustic.
74.
Penthouse
Unit hunian di lantai paling atas bangunan tinggi, biasanya dengan design premium.
Contoh penerapan: Penthouse dengan floor-to-ceiling windows dan outdoor terrace yang menghadap city skyline.
75.
Proporsi
Keseimbangan visual antara elemen-elemen dalam ruang—tinggi plafon, ukuran perabot, luas bidang kosong.
Contoh penerapan: Meja makan bundar kecil di ruang makan mungil agar tidak menyempitkan ruang.
Q - R
76.
Quad
Area terbuka yang dikelilingi bangunan, biasanya berbentuk persegi.
Contoh penerapan: Courtyard di tengah rumah dengan taman kecil yang dikelilingi selasar.
77.
Quartz Countertop
Permukaan countertop dari engineered stone yang tahan noda dan tidak memerlukan sealing.
Contoh penerapan: Kitchen island dengan quartz countertop yang meniru marmer untuk tampilan mewah dengan maintenance rendah.
78.
Recessed Lighting
Lampu yang dipasang rata dengan permukaan ceiling, juga dikenal sebagai downlight.
Contoh penerapan: Recessed lights di sepanjang koridor atau di atas area kerja dapur untuk pencahayaan yang bersih.
79.
Reflektansi
Kemampuan suatu permukaan memantulkan cahaya, mempengaruhi brightness ruangan.
Contoh penerapan: Menggunakan cat dengan high-gloss finish di ruang sempit untuk memantulkan lebih banyak cahaya.
80.
Rhythm
Pengulangan elemen desain secara teratur untuk menciptakan visual flow.
Contoh penerapan: Deretan foto dengan frame seragam di koridor atau pengulangan warna accent di berbagai sudut ruangan.
81.
Room Divider
Elemen pembagi ruang yang tidak permanen, bisa berupa furniture atau sketsel.
Contoh penerapan: Menggunakan bookshelf sebagai pembatas antara ruang kerja dan ruang tidur di studio apartment.
S – T
82.
Sectional Sofa
Sofa modular yang terdiri dari beberapa bagian yang bisa disusun dalam berbagai konfigurasi.
Contoh penerapan: L-shaped sectional di family room untuk memaksimalkan seating dengan space yang terbatas.
83.
Scandinavian
Gaya desain dari negara Nordic yang menekankan kesederhanaan, fungsionalitas, dan kenyamanan serta pencahayaan alami.
Contoh penerapan: Ruang dengan dominasi warna putih, furniture kayu natural, dan aksen tekstil cozy seperti fur throw.
84.
Sirkulasi
Jalur pergerakan manusia di dalam ruang. Sirkulasi harus lancar agar ruang mudah diakses dan tidak sempit.
Contoh penerapan: Ruang kosong minimal 60–90 cm di antara furnitur untuk pergerakan.
85.
Skala
Ukuran relatif terhadap sesuatu yang lain. Mengacu pada proporsi furnitur terhadap ukuran ruang.
Contoh penerapan: Hindari sofa besar di ruang tamu sempit agar tidak "mendominasi" ruang.
86.
Skylighting
Jendela atau bukaan di atap untuk memasukkan cahaya alami dari atas.
Contoh penerapan: Skylight di area tangga atau kamar mandi untuk pencahayaan alami tanpa mengurangi privacy.
87.
Space Saving
Strategi untuk menghemat atau mengoptimalkan penggunaan ruang. Meliputi furnitur lipat, penyimpanan tersembunyi, desain ringkas.
Contoh penerapan: Meja makan lipat yang bisa disimpan di dinding.
88.
Statement Piece
Satu item yang menjadi pusat perhatian dan mendefinisikan karakter ruangan.
Contoh penerapan: Chandelier crystal di ruang makan atau sofa beludru emerald di ruang tamu netral.
89.
Task Lighting
Pencahayaan yang dirancang khusus untuk aktivitas tertentu seperti membaca atau memasak.
Contoh penerapan: Pendant light di atas kitchen island atau table lamp di reading corner.
90.
Texture
Permukaan visual atau taktil dari sebuah material. Kombinasi tekstur halus, kasar, mengkilap, atau matte menciptakan dinamika visual.
Contoh penerapan: Kombinasi bata ekspos (kasar) dengan dinding cat halus.
91.
Threshold
Area transisi antara dua ruang yang berbeda, seperti pintu masuk atau ambang.
Contoh penerapan: Menggunakan runner rug di threshold antara ruang tamu dan ruang makan untuk menandai perpindahan area.
92.
Undertone
Warna dasar yang tersembunyi dalam suatu warna, mempengaruhi bagaimana warna tersebut terlihat dalam pencahayaan berbeda.
Contoh penerapan: Cat putih dengan undertone hangat (krem) vs undertone dingin (abu-abu) akan memberikan feeling yang berbeda dalam ruangan.
93.
Universal Design
Prinsip desain yang dapat digunakan oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas dan lansia.
Contoh penerapan: Pintu dengan lebar minimal 80 cm, handle pintu yang mudah digenggam, dan shower tanpa threshold untuk akses kursi roda.
94.
Up Ceiling
Kebalikan dari drop ceiling yaitu plafon yang dibuat lebih tinggi level ketinggiannya dibanding plafon lain disekitarnya. Umumnya dilengkapi dengan lampu yang mampu membuat interior terlihat lebih estetik.
Contoh penerapan: Plafon ruang keluarga dibuat lebih tinggi atau cekung dibagian tengah, disertai dengan lampu gantung artistic.
95.
Upholstery
Bahan pelapis furniture seperti sofa atau kursi, termasuk kain, kulit, atau vinyl.
Contoh penerapan: Mengganti upholstery sofa lama dengan fabric performance yang tahan noda untuk keluarga dengan anak kecil.
96.
Uplight
Fixture lighting yang mengarahkan cahaya ke atas untuk menciptakan ambient lighting.
Contoh penerapan: Floor lamp dengan uplight di sudut ruangan untuk menciptakan pencahayaan tidak langsung yang hangat.
97.
Valance
Kain penutup bagian atas jendela, biasanya pendek dan dekoratif.
Contoh penerapan: Memasang valance bermotif floral di atas tirai polos untuk memberikan aksen feminin di kamar tidur.
98.
Vanity
Meja rias atau area grooming dengan mirror dan storage, biasanya di kamar tidur atau bathroom.
Contoh penerapan: Built-in vanity di walk-in closet dengan Hollywood-style mirror lighting.
99.
Venetian Plaster
Teknik finishing dinding dengan plaster khusus yang menciptakan efek marmer atau tekstur halus mengkilap.
Contoh penerapan: Dinding feature di ruang makan dengan plester Venesia gold untuk kesan mewah dan elegan.
100.
Vernacular
Gaya arsitektur atau desain yang menggunakan material dan teknik lokal sesuai iklim dan budaya setempat.
Contoh penerapan: Rumah dengan atap genteng, ventilasi silang, dan material kayu lokal yang sesuai iklim tropis Indonesia.
101.
Vertical Garden
Taman vertikal yang ditanam pada dinding untuk menghadirkan elemen hijau dalam ruang terbatas.
Contoh penerapan: Living wall dengan tanaman hias di dinding ruang keluarga atau herb garden di dinding dapur.
102.
Vestibule
Ruang transisi kecil di pintu masuk sebelum memasuki area utama rumah yang berfungsi untuk mengisolasi suhu, melindungi dari cuaca buruk, dan menjaga privasi.
Contoh penerapan: Area kecil dengan shoe storage dan cermin di dekat pintu utama untuk transisi dari luar ke dalam rumah.
103.
Vignette
Komposisi kecil dari beberapa objek dekoratif yang ditata untuk menciptakan visual yang menarik.
Contoh penerapan: Menata vas bunga, lilin, dan buku di atas side table untuk menciptakan corner yang photogenic.
104.
Vintage
Gaya yang menggunakan barang-barang dari era tertentu di masa lalu, biasanya 20-100 tahun yang lalu.
Contoh penerapan: Menggunakan furniture era 1960-an dengan kursi Eames atau credenza kayu teak dalam setting modern.
105.
Visual Balance
Keseimbangan komposisi dalam tampilan interior. Penataan furnitur dan dekorasi yang tidak berat sebelah atau terlalu kosong.
Contoh penerapan: Meja dan kursi diletakkan simetris, rak dinding berimbang kiri-kanan.
106.
Void
Ruang kosong atau bukaan vertikal yang menghubungkan lantai berbeda dalam bangunan.
Contoh penerapan: Double height ceiling dengan void di area tangga untuk menciptakan kesan luas dan sirkulasi udara.
107.
Wabi-Sabi
Gaya ala filosofi Jepang. Keindahan dalam ketidaksempurnaan, kesederhanaan, dan kealamian. Menonjolkan tekstur alami, warna kusam, dan benda tak sempurna.
Contoh penerapan: Vas tanah liat retak, dinding unfinished, linen lusuh alami.
108.
Wainscoting
Panel kayu dekoratif yang dipasang di bagian bawah dinding, biasanya setinggi 90-120 cm.
Contoh penerapan: Wainscoting klasik di ruang makan formal atau bathroom untuk memberikan detail arsitektural yang elegan.
109.
Walk-in Closet
Ruang ganti yang cukup besar untuk dimasuki, dilengkapi dengan sistem penyimpanan pakaian.
Contoh penerapan: Walk-in closet dengan island di tengah, hanging rod di kedua sisi, dan shoe storage di bagian bawah.
110.
Wallpaper
Kertas dinding bermotif atau bertekstur yang ditempel pada dinding sebagai alternatif cat.
Contoh penerapan: Wallpaper bermotif tropical di accent wall kamar tidur untuk menciptakan suasana resort.
111.
Warm Light
Cahaya dengan temperature warna rendah (2700K-3000K) yang memberikan kesan hangat dan cozy.
Contoh penerapan: Menggunakan lampu warm white di ruang tidur dan ruang keluarga untuk suasana yang rileks.
112.
Weathered
Efek finishing yang meniru material yang telah terkena cuaca, memberikan kesan aged dan rustic.
Contoh penerapan: Furniture kayu dengan finishing weathered untuk gaya coastal atau farmhouse.
113.
Wet Kitchen
Biasa juga disebut dapur basah atau dapur kotor adalah tempat untuk memasak atau mengolah makanan yang kategori berat, perlu proses lama dan menggunakan peralatan relative besar.
Contoh penerapan: Memasak daging, menggoreng ikan, mengolah sayuran, dan lainnya yang memerlukan waktu dan proses yang panjang. Termasuk didalamnya mencuci bahan dan meracik bumbu.
114.
Window Treatment
Perlakuan pada jendela termasuk tirai, blind, shutter, atau film kaca untuk privasi dan estetika.
Contoh penerapan: Kombinasi sheer curtain dan blackout curtain dengan layering untuk fleksibilitas pencahayaan.
115.
Woven
Teknik anyaman untuk menciptakan tekstil atau material dengan pola tertentu.
Contoh penerapan: Woven basket untuk storage atau woven wallpaper untuk tekstur alami di accent wall.
116.
Work Triangle
Konsep tata letak dapur yang menghubungkan tiga area kerja utama: sink, kompor, dan kulkas dalam bentuk segitiga.
Contoh penerapan: Menempatkan ketiga elemen dengan jarak 4-9 kaki satu sama lain untuk efisiensi dalam memasak.
117.
Xenial
Konsep yang berkaitan dengan hospitality dan membuat tamu merasa welcome.
Contoh penerapan: Guest bedroom dengan amenities lengkap, lighting yang hangat, dan fresh flowers untuk pengalaman yang berkesan.
118.
Xerophytic
Jenis tanaman yang tahan kekeringan, cocok untuk desain landscape atau interior yang low-maintenance.
Contoh penerapan: Menggunakan sukulen dan kaktus dalam arrangement indoor untuk gaya modern minimalis.
119.
X-brace
Struktur penyangga berbentuk X yang sering terlihat pada furniture atau elemen arsitektural.
Contoh penerapan: Meja konsol dengan x-brace di bagian bawah untuk stabilitas dan elemen dekoratif.
120.
Yacht Style
Gaya desain yang terinspirasi dari interior kapal yacht dengan material premium dan efisiensi ruang.
Contoh penerapan: Penggunaan material kayu mahogany, brass hardware, dan built-in storage yang maksimal.
121.
Yurt
Struktur hunian nomaden berbentuk bundar yang kini diadaptasi untuk glamping atau unique living space.
Contoh penerapan: Backyard yurt sebagai meditation space atau guest room dengan interior bohemian.
122.
Zen Garden
Taman kering bergaya Jepang dengan pasir, batu, dan elemen minimal untuk meditasi.
Contoh penerapan: Corner zen garden mini di ruang kerja dengan pasir putih dan bebatuan untuk stress relief.
123.
Zigzag
Pola geometric berbentuk huruf Z yang berulang, sering digunakan dalam textile atau wallpaper.
Contoh penerapan: Rug dengan pola chevron (zigzag) di ruang keluarga modern atau wallpaper zigzag di powder room.
124.
Zonasi
Pembagian ruang menjadi area berdasarkan fungsi tertentu, baik secara fisik (dinding/sekat) maupun visual (warna/pencahayaan/furnitur).
Contoh penerapan: Karpet dipakai pada ruang keluarga menandai zonasi dengan ruang makan disebelahnya, meski tidak ada sekat.
125.
Zone Lighting
Sistem pencahayaan yang membagi ruang menjadi beberapa zona dengan fungsi pencahayaan berbeda.
Contoh penerapan: Ruang keluarga dengan ambient lighting untuk suasana, task lighting untuk membaca, dan accent lighting untuk highlight artwork.
Penutup
Memahami
istilah-istilah ini akan membantu Anda berkomunikasi lebih efektif dengan
arsitek, desainer interior, atau kontraktor. Lebih dari itu, pengetahuan ini
akan mempermudah Anda dalam merencanakan dan mewujudkan hunian impian.
Komentar
Posting Komentar