Booth Pameran BPAD D.I. Yogyakarta
Booth Pameran BPAD D.I. Yogyakarta
Representasi Arsitektur Keraton dalam Ruang Publik
Latar Belakang Konsep
Booth
pameran Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah D.I. Yogyakarta dirancang sebagai
representasi arsitektur Keraton Yogyakarta dalam skala miniatur yang dapat
dipindahkan. Desain ini merespons kebutuhan akan identitas visual yang kuat
dalam berbagai acara pameran, sekaligus mempertahankan fleksibilitas untuk
pemasangan di lokasi berbeda. Konsep utama mengambil inspirasi dari regol
Keraton Yogyakarta, yang menjadi simbol kewibawaan dan keagungan tradisi Jawa.
Pemilihan
regol sebagai elemen utama bukan tanpa alasan. Regol dalam tradisi arsitektur
keraton merupakan pintu masuk menuju area dalam yang tidak hanya berfungsi
sebagai akses fisik, tetapi juga sebagai ruang transisi dari dunia luar ke
ruang yang lebih sakral. Filosofi ini diterjemahkan dalam booth pameran sebagai
undangan bagi pengunjung untuk memasuki dunia literasi dan pengetahuan yang
dikurasi oleh BPAD.
Elemen Arsitektural dan Simbolisme
Regol
menjadi elemen dominan yang langsung menarik perhatian. Bentuk gerbang ini
mengadopsi proporsi dan detail ornamen dari arsitektur Keraton Yogyakarta,
dengan penyederhanaan yang sesuai untuk skala booth. Bagian atas regol dihiasi
dengan lambang Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikelilingi ornamen ukiran
dengan warna hijau dan emas—warna resmi keraton.
Kolom-kolom
putih dengan proporsi klasik berdiri tegak menopang struktur atap. Detail
kapitol di puncak kolom menunjukkan perhatian pada detail arsitektural yang
mencerminkan kemegahan bangunan klasik. Elemen lengkung pada pintu masuk dan
bukaan-bukaan ventilasi mengadopsi bentuk lengkung khas arsitektur Indo-Eropa
yang telah menjadi bagian dari identitas visual keraton Yogyakarta.
Ornamen kain
hijau yang tergantung di bagian atas menciptakan kesan upacara dan formalitas.
Elemen ini mengacu pada tradisi dekorasi keraton saat acara-acara resmi, di
mana kain-kain berwarna dipasang sebagai penanda perayaan. Detail ini
memperkuat kesan bahwa booth bukan sekadar ruang pamer, melainkan paviliun
kebudayaan.
Organisasi Ruang dan Fungsi
Tata ruang
booth dirancang dengan prinsip simetri yang kuat, mencerminkan tata ruang
keraton yang mengutamakan keseimbangan. Akses utama melalui regol mengarahkan
pengunjung ke area pusat yang difungsikan sebagai ruang informasi dan display
utama. Meja informasi berbentuk podium klasik ditempatkan strategis di tengah,
memudahkan interaksi dengan pengunjung dari berbagai arah.
Area display
buku diorganisir dalam beberapa zona. Rak buku vertikal dengan desain minimalis
ditempatkan di kedua sisi, memaksimalkan kapasitas penyimpanan tanpa
menghalangi sirkulasi. Lemari display horizontal dengan kaca transparan di
bagian depan memamerkan koleksi khusus atau publikasi unggulan yang ingin
ditonjolkan. Penataan ini memungkinkan pengunjung untuk melihat koleksi dengan nyaman
sambil tetap menjaga ketertiban visual.
Elemen pilar
putih di sudut-sudut booth tidak hanya berfungsi struktural, tetapi juga
sebagai pembatas visual yang mendefinisikan batas teritorial booth. Detail
bukaan persegi pada pilar memberikan kesan ringan dan mencegah struktur
terlihat terlalu masif.
Pendekatan Desain Modular
Sistem konstruksi booth menggunakan pendekatan modular dengan metode bongkar-pasang yang memungkinkan mobilitas tinggi. Dimensi 6x4 meter dirancang untuk mengakomodasi berbagai konfigurasi ruang pameran, baik indoor maupun outdoor. Setiap komponen dirancang sebagai modul independen yang dapat dirakit tanpa memerlukan alat khusus atau keahlian konstruksi tingkat lanjut.
Material utama menggunakan kayu solid dan multiplex dengan sistem sambungan yang presisi. Pilihan material ini mempertimbangkan aspek kekuatan struktural, kemudahan perawatan, serta karakter visual yang selaras dengan tema tradisional. Finishing cat putih pada elemen struktural utama menciptakan kontras dengan elemen kayu natural, menghasilkan komposisi visual yang bersih namun tetap hangat.
Sistem modular ini memungkinkan booth untuk bertahan dalam penggunaan jangka panjang dengan biaya perawatan yang efisien. Setiap panel dan komponen diberi kode identifikasi yang memudahkan proses perakitan ulang, memastikan konsistensi tampilan di setiap pemasangan.
Palet Warna dan Karakter Visual
Dominasi
warna putih pada elemen struktural menciptakan latar belakang yang netral,
memungkinkan koleksi buku dan material promosi menjadi fokus visual. Putih juga
memberikan kesan bersih, modern, dan profesional—karakteristik yang penting
untuk institusi perpustakaan.
Aksen kayu
natural pada rak, meja, dan elemen plafon memberikan kehangatan yang
menyeimbangkan kesan formal putih. Pilihan finishing natural pada kayu
mempertahankan karakter organik material, menciptakan atmosfer yang ramah dan
mengundang.
Detail hijau
dan emas pada ornamen atas berfungsi sebagai aksen warna yang menghubungkan
booth dengan identitas visual Yogyakarta. Kombinasi warna ini tidak berlebihan
namun cukup kuat untuk memberikan penanda identitas yang jelas.
Lantai
menggunakan keramik pink muda yang memberikan sentuhan lembut dan feminin,
menciptakan kontras halus dengan elemen struktural yang lebih maskulin.
Pemilihan warna lantai ini juga praktis karena tidak mudah menampakkan kotoran
dalam penggunaan intensif di area pameran.
Pencahayaan dan Detail Pendukung
Sistem
pencahayaan menggunakan lampu gantung klasik berbentuk chandelier di area
pusat, memperkuat kesan mewah dan formal. Pencahayaan tambahan berupa downlight
tersembunyi di plafon kayu memberikan distribusi cahaya yang merata tanpa
menimbulkan silau. Strategi pencahayaan berlapis ini memastikan seluruh area
booth terang namun tetap nyaman untuk berlama-lama.
Detail atap
dengan struktur kayu ekspos menciptakan dimensi visual tambahan. Pengunjung
tidak hanya melihat booth dari level mata, tetapi juga dapat mengapresiasi
detail konstruksi dari berbagai sudut pandang. Pendekatan ini menunjukkan
transparansi desain dan keahlian teknis dalam eksekusi.
Kesimpulan
Desain booth
pameran BPAD D.I. Yogyakarta berhasil mewujudkan identitas institusi dalam
format yang portabel namun berkesan monumental. Adaptasi elemen regol keraton
ke dalam sistem modular menunjukkan bahwa tradisi dapat diterjemahkan secara
kontemporer tanpa kehilangan esensinya. Booth ini tidak hanya berfungsi sebagai
ruang pamer, tetapi juga sebagai duta budaya yang membawa citra Yogyakarta ke
berbagai tempat, memperkuat posisi kota sebagai pusat kebudayaan dan literasi.
.webp)
.webp)
.webp)
.webp)
.webp)
Komentar
Posting Komentar